Pemerintah tidak menutup kemungkinan akan melakukan impor beras untuk mengamankan persedian beras nasional.

Usai rapat kabinet paripurna membahas persiapan Lebaran di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan pemerintah akan memaksimalkan produksi dalam negeri untuk mengamankan persediaan beras nasional.

Saat ini, kata Hatta, Badan Urusan Logistik (Bulog) melaporkan memiliki persediaan beras sebanyak 1,6 juta ton.

"Stok ini sebanyak mungkin kita ambil dari dalam negeri kita karena kita masih punya waktu enam bulan ke depan. Akan tetapi, kita tidak mau mengambil resiko terhadap apa pun juga yang menyangkut cadangan atau stok beras kita," jelas Hatta.

Meski trend produksi beras menunjukkan peningkatan, lanjut dia, ancaman perubahan iklim tetap ada karena saat ini sudah ada beberapa daerah di Indonesia yang mengalami kekeringan.

"Kita tidak ingin kita baru bereaksi ketika ada ancaman datang. Oleh karena itu, kita ancang-ancang untuk menaikkan stok," ujarnya.

Hatta tidak menyebutkan jumlah maupun asal negara yang impor beras yang mungkin akan didatangkan oleh pemerintah.

Sedangkan Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, hanya mengatakan pemerintah tidak akan mengambil resiko, sehingga kalau memerlukan akan melakukan impor.

"Kita ada parameternya. Kalau stok turun di bawah sekian, ya kita akan impor. Tapi jumlahnya dan segala macamnya belum, itu nanti akan ditentukan secara teknis," ujarnya.

Impor itu, lanjut Mari, semata dilakukan untuk menjaga kecukupan persediaan terutama untuk berjaga-jaga di penghujung tahun dan sebagai antisipasi apabila beberapa daerah di Indonesia mengalami kekeringan.

Hatta mengatakan pemerintah akan melakukan operasi pasar secara besar-besaran di tanah air jika terjadi kenaikan harga beras cukup signifikan. Selain itu, pemerintah juga tetap menyalurkan raskin sesuai dengan waktunya.(*)